Keajaiban Lebah Madu dalam Al-Quran
Hampir semua orang tahu bahwa
madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali
yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber
makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena
itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan
cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat
bergizi yang baru – yaitu madu – dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati
bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka
butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah
tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang
waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu”
yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan
untuk diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk
lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti
ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkan-nya
dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan
produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci,
marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus
melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi
yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan
ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas
perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di
atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas
perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh
bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada
batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah
sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil
menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang
standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain.
Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua
sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan
pencemaran udara.
Sistem kesehatan:
Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan
kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan
yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan
bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin
menim-bulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang.
Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat
asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini,
semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih
besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan
lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang
disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi
dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada
resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia.
Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah
ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara
dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari
ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai
pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di
dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah
mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat,
yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan
teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa
serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman
akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki
pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor
serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang
telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat
menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan
sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas
sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua
permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini
dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini
untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah
menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah
yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka
memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling
cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel
sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak
terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit
lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk
sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel
segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam
memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama,
jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit
daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi
enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan
madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya
dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil
ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari
atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat
praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat disusun dan menggunakan
satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal
dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk
menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel,
lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini ketika membangun
ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah
potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini,
terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan
cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar.
Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi
lain pun otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun
dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah sel-sel yang dibuat dengan
cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah, dan berarti
bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang
dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan
menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi
sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling
bergelantungan membentuk ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini,
mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil
dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan
mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan
kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu
mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan
membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang
dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah
dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik
untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai dari bagian atas sarang dan
berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah.
Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-tama
bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan dengan
selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa
sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan
sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur
begitu sempurna, sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam
strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah
harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara titik awal dan titik
sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini.
Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah?
Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional
bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak
mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian
rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka
mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai
melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan
lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja kolektif?
Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum
cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain
untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka
diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik.
Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu
menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun
semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti
bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan
di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, surat
Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk
menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh
sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan
merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri –
sebuah istilah tanpa arti – yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang
disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang
telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang
menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka
mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari
sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya
untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah
ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang
kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi, yang
mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang
diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah,
jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain
dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8”
yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah
tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan
berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang
menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui
arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui”
seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu.
Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan
gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan
menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia
mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan
demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan
terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang
memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan. Saat lebah – yang hanya mampu
menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah matahari – kembali ke sarangnya,
matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1
setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah ini tidak
menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata segi enam
kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop.
Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan
selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini
dengan me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya,
lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi
dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau
bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh
lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu
dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa
nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang
mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas.
Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut
dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung
pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada
bunga yang sama.
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu
merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui
serangga kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa
senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta sejumlah mineral seperti
magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu
juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah
sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu
terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis
hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al
Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh
para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture
Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina.
Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal
dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk
sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter Rumania
mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002
dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam
konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak
penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai
penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk
lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di negara-negara yang sudah maju
dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah
ini:
Mudah dicerna:
Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya
fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif
sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan
usus untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori:
Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama,
kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu
tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat melalui
darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah
dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih
baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu
menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih
jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam
mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Membunuh bakteri:
Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang
madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan
dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi
makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah
mereka tahu kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal
jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi
tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly
digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan
jaringan atau kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang
diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk kepentingan
manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas
yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21)
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(QS. An-Nahl, 16: 68-69)
“Kami telah menciptakan
binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka tunggangi,
sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu untuk
diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73)
Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45:
4)
“Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45:
13)
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
EmoticonEmoticon